Minggu, 23 Januari 2011

pemerataan Pembangunan di Negara Berkembang di Era Globalisasi Dalam Menuju Pembangunan Manusia


A.    LATAR BELAKANG

Pembangunan merupakan suatu diantara konsep-konsep paling mendesak di zaman kita sekarang ini. Pembangunan juga melingkup teknik-teknik, dan cara-cara mencapai tujuan manusia dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan diadakan sebagai wadah untuk perubahan, modernisasi, atau pertumbuhan manusia yang dilakukan sdengan pemerataan ekonomi, pendidikan, serta lapangan kerja.
Pertumbuhan yang dilakukan oleh pembangunan di Negara berkembang merupakan sebagai realisasi potensi manusia. Pembangunan diciptakan merupakan proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial. Hal ini sering diterapkan di Negara sedang berkembang di dunia ini.
Seluruh program yang dilakukakan oleh pemerintah di Negara berkembang itu harus mempunyai akibat terhadap peluang pembangunan di negaranya. Seperti program untuk para petani, pedagang dan semua yang terlibat di dalam Negara tersebut.
Sering kita melihat bahwa pembangunan di Negara berkembang yaitu kurangnya pemerataan di satu daerah dengan daerah yang ada dalam Negara itu . kurangnya realitas pembangunan sehingga banyak membuat masyarakat mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung ke bawah, dan terjadinya kesenjangan yang bertambah-tambah. Dan konsep perubahan harus diterapkan melalui pemerataan dan merealisasikan pembangunan dan upaya-upaya yang susul-menyusul dalam menciptakan pembangunan manusia di Negara berkembang. Dalam hal organisasi birokrasi dan pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan pembangunan manusia dinegara berkembang.
Dengan alasan diatas penulis ingin melakukan penulisan lebih lanjut mengenai program pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam Negara berkembang dalam menuju pembangunan manusia.




A.    PEMBAHASAN

Salah satu tujuan dari setiap Negara-negara berkembang mempunyai komitmen dan orientasi terhadap pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap Negara-negara berkembang mempunyai perbedaan principal yang dilandasi falsafah, hakikat, dan tujuan, strategi maupun kebijaksanaan dan program pembangunannya. Namun demikian pembangunan yang dilakukan oleh Negara-negara berkembang secara global merupakam suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan rakyat.
Pada awalnya, pembagunan hanya difokuskan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, pada hakikatnya pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial kumulatif dengan ekonomi dan demokrasi politik. Kegiatan pembangunan merupakan suatu proses yang saling terkait, strategi dalam pertumbuhan ekonomi dalam konsep pembangunan menimbulkan kelompok Negara maju dan berkembang, dan utnuk Negara berkembang  dalam melakukan pemerataan maka Negara berkembang menerapkan konsep paradigma pertumbuhan (Growth paradigm), dengan melihat pertumbuhan pendapatan nasional (Gross National Product or GNP) yang didukung dan dilakukan dengan cara kebijaksanaan investasi, transfer teknologi dan perdagangan untuk industrialisasi.
Pengetahuan mengenai pembangunan ini berbeda dengan modernisasi, pembangunan pada dasarnya mencakup pengertian menjadikan, mengerjakan. Perampasan, kesewenangan, kemelaratan merupakan sesuatu yang menandakan keterbelakangan.
Pelaksanaan pemerataan pembangunan di Negara berkembang dengan strategi pertumbuhan ekonomi, tidak terlaksana dan tidak sesuai dengan harapan sekelompok masyarakat miskin.
Pengamatan para ahli sosial ekonomi, khususnya hasil penelitian pada Negara berkembang mengabaikan masalah pemerataan baik berupa masalah kemiskinan, pengangguran dan kettidakmerataan pembagian pendapatan. Strategi pertumbuhan ekonomi memberi peluang terhadap masalah pemerataan, karena hasil pembangunan terkonsentrasi pada sekelompok orang, sehingga masalah pembangunan pada Negara berkembang semakin kompleks yang ditandai pengangguran, urbanisasi, kemiskinan dan kerusakan lingkungan.
Hal yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah ketidakmerataan pembangunan yang terjadi pada Negara berkembang adalah peningkatan strategi pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi menjdai pertumbuhan dan pemerataan pembangunan ( growth and equity of strategy development). Pada strategi ini pertumbuhan ekonomi Negara berkembang menuju Negara industrialisasi, dengan tujuan pemerataan pembangunan dalam bidang pendapatan, kesehatan, keadilan, pendidikan, berusaha, keamanan, kesejahteraan sosial, maupun kelestarian lingkungan yang ditandai oleh struktur perubahan ekonomi sosial.
Strategi diatas merupakan adanya pemikiran yang lebih diorientasikan pada investasi sumber daya manusia dan pembangunan sosial dalam proses pembangunan. Dengan memperhatikan pada perencanaan dan pelaksanaan serta pengelolaan proyek dan program untuk mewujudkan perubahan yang nyata dan bermakna di lingkungan rakyat.
Kemiskinan dapat merendahkan harkat manusia, dengan demikian perubahan haruslah ditingkatkan dengan memperhatikan pada individu, dan pembangunan dilakukan sebagai peningkatan kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depan untuk menuju pembangunan manusia. Pemerataan pembangunan sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi kehidupan manusia di masa yang akan dating yang mempunyai beberapa implikasi tertentu yaitu :
1.         Memberikan perhatian terhadap kapasitas, terhadap apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan.
2.         Mencakup keadilan (equity), perhatian yang berat sebelah kepada kelompok tertentu akan memecah belah masyarakat dan mengurangi kapasitasnya.
3.         Penumbuhan kuasa dan wewenang, dalam pengertian bahwa hanya jika masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka akan didapat manfaat dari pembangunan.

Dari hal diataas maka pembangunan berarti pemerataan terwujud dengan memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap saling ketergantungan di dunia serta perlunya menjamin bahwa masa depan dapat ditunjang kelangsungannya. Sehingga kapasitas apapun yang tercapai akan cepat terwujud di Negara berkembang dan dapat mengatasi masalah-maslah keterbelakangan sumber-sumber daya yang ada.
Program dan Manfaat dari pemerataan pembangunan yang dilakukan pemerintah di Negara berkembang yaitu:
1.      Kapasitas
Pembangunan mencakup pengembangan kapasitas untuk menentukan masa depan suatu Negara. Dalam hal ini kapasistas mencakup faktor-faktor ekonomi seperti fasilitas-fasilitas produksi. Dalam Negara berkembang sangat sulit baginya untuk meningkatkan penguasaan di masa depan jika faktor produksinya lemah, dan kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi. Jadi pembangunan meliputi perhatian atas produksi dan pertumbuhan. Pembangunan juga mencakup kapasitas bangsa dan komunitas untuk membangun lembaga-lembaga politik dan bertanggung jawab atas produksi dan alokasi. Dengan demikian pembangunan mempunyai aspek mikro maupun makro dan terciptanya perubahan dalam individu, masyarakat maupun bangsa.

2.      Keadilan  
Pembangunan menyangkut masalah-masalah distribusi, dan pembangunan juga hsrus menciptakan keadilan, keadilan juga merupakan konsep normative yang menyiratkan bahwa jaminan akan meluasnya keseimbangan dalam hal akses dan manfaat adalah suatu nilai tersendiri.

3.      Pertumbuhan kuasa dan wewenang (empowerment)
Pembangunan juga berarti pertumbuhan kekuasaan dan wewnang bertindak yang lebih besar kepada kauum bawah. Untuk menciptakan pertumbuhan maka haruslah meluruskan keputusan-keputusan alokasi yang sangat tidak adil dengan menjadikan rakyat mempunyai pengaruh dalam kekuasaan.
4.      Kelangsungan yang tertunjang (sustainability)
Banyak di antara sumber-sumber daya alam itu yang tidak dapat diperbarui, keterbatasannya mendorong kita untuk memikirkan prospek hari depan yang tertunjang kelangsungannya. Karena dinegara berkembang sedang dirintis program pembangunan yang industrialisasi, namun dengan mengorbankan sumber daya alam yang ada.
5.      Saling ketergantungan
Saling ketergantungan menawarkan potensi besar dan sekaligus konflik yang mencekam, saling ketergantungan dalam hubungan antar manusia memungkinkan orang tampil dan menjadi seseorang yang lebih berarti. Saling ketergantungan mempunyai fungsi membuka kemungkinan. Negara berkembang harus memperhatikan tingkat ekonomi sebelum meningkatkan ketergantungan.

Strategi peembanguna pada Negara berkembang mulai bergeser dari strategi pemerataan pertumbuhan ekonomi menjadi strategi pemerataan pembangunan yang menuju pembangunan manusia. Strategi ini merupakan adanya pemikiran yang lebih diorentasikan pada investasi sumber daya manusia dan pembangunan sosial dalam proses pembangunan.
Diterapkannya konsep pembangunan di Negara berkeembang dengan strategi pertumbuhan dan pemerataan atau “growth and equity”, namun ternyata ketergantungan Negara berkembang terhadap Negara maju berupa pola konsumsi, investasi, bantuan luar negeri dan pinjaman. Hal ini dapat dikhawatirkan karena terjadinya pengurasan sumber daya alam yang mengancam kelangsungan pembangunan.
Pemerataan dalam pembangunan juga dapat dilaksanakan dengan diterapkannya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didukung dengan pendekatan konsep pembangunan manusia atau human development. Pembangunan konsep ini melakukan pembangunan dengan pemerataan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, seperti harapan hidup, angka kematian bayi dan buta huruf. Dengan contoh Negara berkembang di Indonesia sebagai Negara berkembang yang menganut konsep pembangunan yang lebih luas dan menyeluruh yang meneempatkan manusia sebagai pribadi, makhluk sosial dan religious, sehingga arah pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan seluruhnya dengan menguusahakan pembangunan fisik dan non fisik serta kesejahteraan.
Pada Negara-negara berkembang lainnya saat sekarang ini dalam mewujudkan pemerataan dalam menuju pembangunan manusia lebih diarahkan pada pembangunan sosial dan lingkungan agar mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan strategi sustained development yang ciri-cirinya sebagai berikut :
a.       Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial dan diarahkan pada kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan pokok berupa pelayanan sosial disektor kesehatan dan gizi, sanitasi, pendidikan, dan pendapatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b.      Pembangunan yang ditujukan pada pembangunan sosial seperti mewujudkan keadilan, pemerataan dan peningkatan budaya, serta menciptakan kedamaian.
c.       Pembangunan yang diorientasikan pada manusia untuk berbuat (subbjek pembangunan) melalui people centered development dan promote the empowerment people.
Sementara David C. Korten (1991) dalam prespektifnya dalam buku strategi pembangunan dan kemiskinan. Yaitu “perspektif centered development” bahwa arah pembangunan di Negara berkembang untuk mendukung pemerataan dan pertumbuhan dalam rangka kelangsungan pembangunan yang serba global, yang yang lebih penting pada segi transformasi kelembagaan, nilai, terknologi, perilaku manusia yang konsisten terhadap kualitas kehidupan sosial dan lingkungannya. Maka aktivitasnya andalannya yaitu: social service, social lerning, empowerment, capacity and institutional building. Upaya pembangunan sosial, pengembangan kelembagaan dan pendidikan sosial dalam rangka menumbuhkan partisipasi, kemandirian dan etos kerja sangat konsisten bagi pembangunan yang bertujuan mewujugkan pembangunan manusia.
Menurut PBB Dalam rangka untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi dari kesenjangan kemiskinan, urbanisasi, pengangguran, pendidikan, kesehatan dan pendapatan masyarakat dilakukan dengan perkuatan kebijaksanaan desentralisasi industiralisasi yang didukung oleh keterkaitan antara sektor industri dan sektor pertanian, teknologi dengan keterampilan, industri besar-menengah dengan kecil, kebutuhan dasar barang jadi dengan komoditi, sektor metropolitan-perkotaan dengan pedesaan, sehingga hasilnya berkuranya angka kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia ditingkat lokal, pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang.
Negara berkembang pada umumnya memiliki jumlah penduduk banyak, sebagian terbesar penduduk berada di daerah pedesaan, tingkat pertumbuhan ekonomi 6-15%. Faktor penduduk merupakan masalah yang sangat dominan dalam proses pembangunan pada Negara berkembang baik dari segi kuantitas dan kualitas, tingkat kehidupan maupun pemanfaatan potensinya, sehingga perlu dikembangkan agar menjadi modal pembangunan.
Laju pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang I Indonesia rata-rata 6.8 % setiap tahun serta mampu menekan pertambahan penduduk sekitar 2.145% , tetapi pertumbuhan tersebut mengandung peluang dan kendala adanya distribusi pembangunan yang belum merata pada pelosok pedesaan, hasil pembangunan yang belum di nikmati kelompok sasaran miskin, banyaknya kantong kemiskinan, kualitas pendidikan dan keseehatan masyarakat khususnya di pedesaan belum meningkat, sehingga masih terdapat penduduk dibawah garis kemiskinan. Pada tahun 1970  (repelita I) terdapat 70 juta atau 60% penduduk miskin, sampai akhir PELITA V pada tahun 1993 terdapat 25,9 juta ( 17,7 %) penduduk yang tergolong miskin yang terdapat pada 20.633 desa tertinggal (20,9%). Kondisi ini selain dari faktor penduduk pedesaan yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan akibat dampak ketidakmeratakan dalam distribusi pembangunan, juga disebabkan oleh faktor penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural yang ditujukan oleh situasi lingkaran ketidakberdayaan bersumber dari rendahnya tingkat pendidikan, pendapatan, kesehatan, dan gizi, produktivitas, penguasaan modal keterampilan dan teknologi serta hambatan infrastruktur maupun etnis sosial beragam lainnya. 
Dalam proses pembangunan sesuai dengan era globalisasi dan arus informasi yang semakin deras dalam puncak keunggulan budaya, pertuumbuhan ekonomi serta korelasi dengan perkembangan budaya, pertumbuhan ekonomi serta pembinaan politik yang bersifat integral-komprehensif dalam rangka pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. Karakteristik yang menonjol dari komitmen peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan hampir setiap Negara melaksanakan berbagai program pembangunan yang terencana dan berkisinambungan atau Programme oriented and sustainable development.
Pembangunan pada dasarnya adalah perubahan yang terncana dari situasional yang satu kesituasional yang lain yang dinilai lebih baik, dan adanya proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.
Pada awalnya, proses pembangunan difokuskan terhadap pertumbuhan ekonomi dan proses perubahan sosial secara kumulatif dengan ekonomi dan demokrasi politik. Pembangunan merupakan suatu proses yang saling terkait dan terjadi dalam lingkaran sebab akibat secara kumulatif. Ditinjau dari hakikat nilai dan strategi pembangunan yang harus dicapai terdapat perbedaan dari paradigm pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas dari indikator ekonomi klasik versus indikator neo ekuilibrum.
Paradigma pertumbuhan sosial ekonomi ditinjau dari konsep pemertaan pembangunan menimbulkan kelompok Negara maju dan berkembang. Bagi Negara berkembang paradigma pemerataan berfungsi untuk mengejar ketinggalan sosial ekonomi yang diterapkan konsep paradigma growth paradigm, yang ditandai oleh pertumbuhan pendapatan nasional (GNP).
Paradigma pertumbuhan menimbulkan ketimpangan yang lebih besar. Kemudian diterapkan konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan dan pemerataan, hasilnya dapat dirasakan dalam perbaikan sosial ekonomi di era globalisasi dalam Negara berkembang. Dan tahap berikutnya yaitu pembangunan berkelanjutan atau “sustainable development” yang didukung dengan konsep pembangunan manusia.
Proses pembangunan yang berkelanjutan yang menitikberatkan pendekatan pembangunan manusia erat kaitannya dengan pembangunan sebgai sistem, metode dan gerakan dalam perubahan sosial dalam era globalisasi.
Pemerataan pembangunan yang menuju pembangunan manusia mencakup komponen-komponen :
a.       Masukan terdiri dari nilai,sumber daya manusia, alam, budaya, dan kelembagaan masyarakat.
b.      Proses, kemampuan organisasi dan manajemen pemerintahan dalam melaksanakan program pembangunan
c.       Keluaran, berupa perubahan kualitas perilaku manusia yang berakses pada kognisi, afeksi dan ketermapilan yang berkaitan dengan taraf hidupnya.
pembangunan sebagai metode beororientasi pada upaya penciptaan kemajuan sosial ekonomi yang didukung oleh pengorganisasian dan peran serta masyarakat selaku pelaku pembangunan. Dalam Negara berkembang agar terciptanya pemerataan maka pemerintah harus mengubah kebijaksanaan pembangunan untuk memerangi kemiskinan dan untuk memerangi golongan penduduk miskin sebesar 40% dari jumlah penduduk, tanpa mengorbankan tujuannya untuk mencapai laju pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang kukuh.
Menurut Dudle Seer bahwa proses pembangunan akan bermakna bila proses mampu mengatasi maslah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Serta mempertanyakan apakah hasil darip pembangunan  yang telah dilakukan menjawab ketiga maslah tersebut.
Selain masalah kemiskinan, pemerataan juga diperlukan dalam bidang kelangsungan hidup, kehormatan diri, kebebasan, selain itu pembangunan harus dapat menciptakan kualitas diri yang berupa identitas, kemuliaan, kehormatan, pengakuan. Namun, dalam penerapannya di Negara berkembang masih dipertanyakan, seperti kebutuhan manusia, dan keamanan, dalam Negara berkembang hal diatas masih sangat minim, sehingga kesejahteraan dan pembangunan manusia belum bias sepenuhnya terwujud.
Pembangunan manusia tidak lain adalah kesempatan untuk kehidupan yang layak, kebijakan atas hal itu adalah kebijakan pengentasan kemiskinan merupakan sasaran multiidimensi terpadu dan dirumuskan dalam hubungan kebutuhan dasar manusia dan hal itu dilakukan oleh Negara berkembang. Kebutuhan dasar di Negara berkembang dilandasi oleh model dan strategi pembangunan yang dilaksanakan. Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dasar minimal maka peranan pemerintah sangat penting dalam menyalurkan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan publik yang dilakukan oleh Negara berkembang terus menerus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog serta pengaruh arus informasi maupun dinamika dan tuntutan masyarakat.
Terciptanya pelayanan publik kepada lapisan masyarakat diperlukan bagi pemerataan hasil-hasil pembangunan dan pelayanan publik. Kesejahteraan menuju pembangunan manusia sangat tergantung pada kemampuan mereka memperoleh akses dan memanfaatkan kesempatan serta kemampuan untuk menggunakan pelayanan publik. Terdapat hubungan yang erat antara pembangunan, kebutuhan dasar manusia serta kepentingan lapisan masyarakat dengan pelayanan publik yang optimal dari birokrasi pemerintahan.
Dalam implementasinya, strategi pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan dasar manusia, cenderung memanifestasikan karakteristik strategi dari pada penumbuhan masyarakat sendiri. Hal ini disadari bahwa untuk menumbuhkan swadaya masyarakat dalam pembangunan dibutuhkan strategi peranan dan fungsi pemerintah pada Negara berkembang sangat dominan selaku motivator, dianmisator, komunikator, dalam berbagai aspek pembangunan. Dalam bukunya korten mengatakan, banyak program pemanguan tidak mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap program pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dan bahkan gagal mencapai program tersebut. Kendala yang terjadi dalam pemerataan pembangunan yaitu dalam pelayanan publik adanya perbedaan sosial ekonomi masyarakat yang beragam dengan kemampuan birokrasi pemerintahan.pemerintah harus memperhatikan kondisi lokal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan kelompok sasaran masyarakt. Intii maslahnya terletak pada proses kebijakan publik, dan pendekatan terhadap operasionalisasi kebijakn publik tersebut.
Pembangunan yang berpusat pada manusia dalam Negara berkembang contohnya Indonesia, Indonesia adalah pembangunan yang tujannya untuk membangun kualitas manuisia Indonesia seutuhnya dan arah pembangunannya utnrtuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia agar makin maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan pancasila. Atas dasar itu ssasaran utama adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar mereka mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mempunyai kemandirian dan mampu meniingkatkan efisiensi dan produktifitas nasional dalam menghadapi dan menangani tantangan-tantangan permasalahan dalam dan luar negeri.
Karakteristik pokok dalam pendekatan pemerataan pembangunan yang menuju pembangunan manusia yang dikemukakan oleh Korten (dalam moelyarto, 1987) adalah sebagai beikut:
1.      Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan rakyat dibuat ditingkat lokal, yang didalamnya rakyat memiliki identitas dan peranan yang dilakukan sebagai partisipasi yang dihargai
2.      Focus utamanya adalah memperkuat kemampuan rakyat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan asset-aset untuk memenuhi kebutuhan yang khas menurut daerahnya
3.      Pendekatan ini mempunyai toleransi terhadap perbedaan
4.      Dalam melaksanakan pembangunan, pendekatan ini menekankan pada proses social learning.
5.      Budaya kelembagaan ditandai danya organisasi yang mengatur diri sendiri dan lebih terdistribusi, dengan demikian keseimbangan yang lebih baik antara struktur vertical dan horizontal dapat terwujud.
6.      Proses pembentukan jaringan koalisi dan komunikasi antara birokrasi dengan satuan organisasi lainnya merupakan bagian integral dari bagian ini. Baik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikaasi dan mengelola berbagai sumber, maupun untuk menjaga keseimbangan antara struktur vertkal dan horizontal.
Pada hakikatnya strategi dan pendekatan pembangunan manusia untuk menumbuhkan otonomi perilaku pribadi dan sosial yang terintegrasi. Interaksi tersebut merupakan gabungan dari faktor-faktor situasional dengan kognisi, keinginan, sikap, motivasi, dan responnya untuk kerjasama antara kelembagaan pemerintahan dalam pembangunan kulaitas sumber daya manusia yang berkelanjutan.
Kapasitas dan kapabilitas dari pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan mempunyai implikasi tertentu yaitu, pembangunan memberikan perhatian terhadap “kemampuan (capacity)” terhadap apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan. Pembangunan harus mencakup “keadilan (equity)” perhatian yang tidak berimbang terhadap kelompok tertentu akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat dan mmengurang konsistensinya. Pembangunan berusaha untuk menumbuhkan kekuasaan dan wewenang bertindak yang lebih besar kepada si miskin, penumbuhan kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat akan menerima manfaat pembangunan yang besar. Pembangunan harus memperhatikan masa depan melalui keberlanjutan program pembangunan tersebut. Pembangunan memperhatikan keseimbangan antara titik berat manusia dengan kelangsungan sumber daya lingkungannya.
Program pembangunan akan berhasil akan dipengaruhi oleh kualitas derajat kesesuaian antara kebutuhan pihak penerima dengan program, persyaratan program dengan kemampuan nyata dari organisasi pembantu, dan kemampuan pengungkapan kebutuhan oleh organisasi pembantu.
Adanya partisipasi masyarakat.
Pembangunan yang berorientasi pada manusia, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat penerima program pembangunan ( pembangunan partisipatif). Karena hanya dengan partisipasi masyarakat, maka hasil pembangunan akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kesesuaian maka hasil pembangunan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu salah satu indikatornya yaitu partisipasi masyarakat. Begitu juga pembangunan sebagai proses peningkatan kemampuan manusia utnuk menentukan masa depannya mengandung arti bahwa masyarakat dilibatkan dalam proses tersebut. Partisipasi masyarakat sngat pentiing dalam mewujudkan pemerataan dan menuju pembagunan manusia adalah sebagai berikut:
a.       Rakyat adalah focus sentral dan tujuan terakhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari hal tersebut.
b.      Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi untuk dapat turut serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat.
c.       Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya akan tidak terungkap. Dan akan menciptakan berhasilnya pembangunan
d.      Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari dimana rakyat berada dan dari apa yang mereka miliki.
e.       Partisipasi memperluas zone (wawasan) penerima proyek pembangunan
f.       Ia akan memperluas jangakauan pelayanan pemerintah kepada seluruh masyarakat.
g.       Partisipasi menopang pembangunan
h.      Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia
i.        Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan masyarakat untuk pengelolaan program pembangunan guna memenuhi kebutuuhan khas daerah.
j.        Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam pemabangunan mereka sendiri.
 pembangunan dinegara berkembang haruslah mempunyai strtegi yang bagus dalam menuju pembangunan manusia yang didasarkan pada sitem kebijakan pembangunan dan juga memperbaiki pelayanan publik, dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan dengan konsep pembangunan partisipatif. Hal tersebut dilakukan uutnuk mewujudkan pemerataan dan menuju pembangunan manusia.








KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pembangunan pada dasarnya adalah perubahan yang terncana dari situasional yang satu kesituasional yang lain yang dinilai lebih baik, dan adanya proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Menurut Dudle Seer bahwa proses pembangunan akan bermakna bila proses mampu mengatasi maslah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Serta mempertanyakan apakah hasil darip pembangunan  yang telah dilakukan menjawab ketiga maslah tersebut.
Untuk menjawab masalah yang terjadi ditengah masyarakat maka diadakan pemerataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi kemiskinan, keterbelakangan dan pengangguran dalam mewujudkan pembangunan manusia di Negara berkembang. Pembangunan yang berorientasi pada manusia, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat penerima program pembangunan ( pembangunan partisipatif). Karena hanya dengan partisipasi masyarakat, maka hasil pembangunan akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kesesuaian maka hasil pembangunan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu salah satu indikatornya yaitu partisipasi masyarakat. Begitu juga pembangunan sebagai proses peningkatan kemampuan manusia utnuk menentukan masa depan dari Negara teersebut.

           SARAN
            Pemerataan merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan oleh pemerintah di Negara berkembang untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, oleh karena itu pemerintah harus mempunyai strategi dan meningkatkan kinerja pemerintah dalam melakukan pemerataan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi keterbelakangan dan pengangguran.
          Referensi tugas  :

          Bryant, Coralie. 1987. Manajemen Pembagunan untuk Negara Berkembang. Jakarta :
          Gelora aksara pratama.
          Fakih, Mansour. 2001. Sesat piker teori pembangunan dan globalisasi. Yogyakarta.  
          Pustaka pelajar offset.
          Riggs W, Fred. 1989. Administrasi Pembangunan. Jakarta: rajawali pers.
           ____________ , 1985. Administrasi Negara-negara berkembang teori masyarakat
 prismitis.
Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi pembangunan dan kemiskinan. Jakarta :  Rineka Cipta.
          jurnal : pembangunan dan perubahan sosial budaya. Edisi lustrum I FISIP UNAND. 1998
          jurnal : Analisa asia tenggara dan dunia. Edisi 8. 1983
          jurnal : analisa. 1987-3. Indonesia dalam perubahan ekonomi Dunia.

4 komentar:

  1. cukup baik dan lengkap....
    :)
    lanjutkan ya. .

    BalasHapus
  2. Postingannya lengkap sis, sangat membantu :) semangat trus ya .. trimakasih atas informasinya. God Bless

    BalasHapus